kaynere said...
be rich. . . .
many articles whom we read, how to be rich according to finance. there that offered to be rich fastly, begin from accomodation the witch-doctor until with click there click here or what. or work clearly, aim job with big salary. and around us, are even also many also friend, friend, brother, acquaitance success be rich according to finance. their the beginning leaves from individual same like us, be poor until richly because our old person economy. so us let's say same poor, because come along old person. and final they are success rich according to finance.
but, without realized, with increase it finance, obvious willing and need is more increase also. then more stronger also willing and motivation for income increase again. while more increase finance, increase again willing and need, so that thematter is a certain not there the end, like sky outside not the limit. more closed all matter at this world only with money, usually matter likes this called as capitalist.
we are ray, that money should be tool to help us in transact, be our divider factor. should matter that be tool for life is gooder, exactly aggravate our conditon.
we are to forget that actually our principal aim is in alive.
good be rich according to finance doesn't make us swayed, good with be rich we are permanent felts enough, so that opened our eye for grand mother that will cross road, stretch aid for children that want education, disaster victims whatever that disaster.
menjadi kaya.....
banyak sekali artikel-artikel yang kita baca, bagaimana untuk menjadi kaya secara keuangan. Ada yang menawarkan untuk menjadi kaya dengan cepat, mulai dari pertolongan si mbah dukun sampai dengan klik sana klik sini atau apalah. Atau bekerja dengan jelas, mengincar pekerjaan dengan gaji gede. Dan disekitar kita pun banyak pula teman, rekan, saudara, kenalan yang berhasil menjadi kaya secara keuangan.mulanya mereka berangkat dari pribadi yang sama seperti kita, yang menjadi miskin sampai dengan kaya karena ekonomi orang tua kita.Jadi kita anggaplah sama-sama miskin, karena ikut orang tua. Dan akhirnya mereka menjadi berhasil kaya secara keuangan.
Namun, tanpa disadari, dengan bertambahnya keuangan, ternyata keinginan dan kebutuhan menjadi semakin bertambah pula.Kemudian makin kuat pula keinginan dan motivasi untuk menambah penghasilan lagi. Padahal semakin bertambah keuangan, bertambah lagi keinginan dan kebutuhan, sehingga hal itu menjadi sesuatu yang tidak ada ujungnya, bagaikan angkasa luar yang tiada batasnya. Semakin tertutuplah segala hal di dunia ini hanya dengan uang, biasanya hal seperti ini disebut sebagai kapitalis.
Kita menjadi terbias, bahwa uang yang seharusnya menjadi alat untuk membantu kita dalam bertransaksi, menjadi faktor pembatas kita. Seharusnya materi yang menjadi sarana untuk kehidupan menjadi lebih baik, justru memperburuk keadaan kita.
Kita menjadi lupa bahwa sesungguhnya tujuan utama kita dalam hidup.
Semoga menjadi kaya secara keuangan tidak menjadikan kita terbuai, semoga dengan menjadi kaya kita tetap merasa cukup, sehingga terbuka mata kita untuk nenek yang akan menyeberang jalan, mengulurkan bantuan untuk anak-anak yang butuh pendidikan, para korban bencana entah macam apa pula bencana itu.
Monday, December 29, 2008
be rich....
Label: Reflection and Poetry
Diposting oleh Irawan Karyo Utomo di 2:15 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment